Monday, April 5, 2010

desine prategang

Dengan sedikit gambaran dibawah ini kita coba untuk membandingkan antara konstruksi beton bertulang dan kontruksi beton pratekan atas tegangan, lendutan dan retak.

A. TEGANGAN PADA LAPANGAN

Pratekan

M. Pratekan

M. external

Tegangan akhir

-

-

B. LENDUTAN DAN RETAK

Pratekan

M. Pratekan

M. external

Tegangan akhir

____o______


Δa


Δb

>>


Δa+Δb

Δo


Δ1


Δ2

< <<


Δ1+Δ2-Δo

· Perhatikan: bila lendutannya besar, retaknya juga besar.

Setelah kita bandingkan diatas, bisa kita lihat bahwa beton pratekan sangat efektif untuk bentangan besar dan beban berat.

B. PARA AHLI KONTRUKSI BETON PRAKTEKAN

· Luar negeri

- C.E.W. Doenring (1888) Jerman

- C.R. Steiner (1908) USA

- R.E. Dill (1925) Nebraska

- E. Freyssinet (1928) Perancis, berjas dalam pratekan modern

- E Hoyer. Jerman

· Dalam negeri

- Dr. ir. H. Soetami - Konst jembatan semangi

- Konst Sosrobahu

II. ISTILAH DAN PENJELASAN

- Konst beton bertulang: kesatuan antara beton dan baja bertulang, yang tersusun sedemikian rupa untuk membentuk aksi komposit untuk memikul beban secara bersama-sama (kerja sama pasif)

- Konst beton pratekan: beton bertulang yang didalamnya telah di timbulkan tegangan-tegangan internal dengan nilai dan pembagian sedemikian rupa sehingga tagangan-tegangan akibat beban external bisa dinetralkan sampai taraf yang diinginkan.

- Beton pracetak: beton yang dibuat ditempat lain dari kedudukannya dalam konstruksi

- Beton cor ditempat (cast in place): picor di tempat kedudukannnya dalam kontruksi.

- Pra tarik (pre tensioning): beton pratekan yang tehnik penarikannya, dilakukan sebelum beton dicor, dengan jalan dijangkarkan.


- pasca tarik (post tensioning): beton pratekan yang tehnik penarikannya dilakukan setelah beton cukup usia, untuk itu diperlukan selongsong untuk tandon, setelah penarikan baru tandon dijangkarkan ke beton.


- TANDON: Tulangan baja yang ditarik, bisa terdiri dari kawat (wire), uantaian kawat (strand) atau batang (bars)

- GROUTING: pengisian selongsong dengan pasir dan semen halus.

- Prategang penuh: Kontruksi didesain sama sekali tidak menerima tegangan tarik pada betonnya → tarik = 0

- Prategang sebagian: boleh terjadi tegangan tarik yang mana akan ditahan oleh baja tulangan lunak.

Tandon dengan rekatan: Untuk K.B.P. Dengan system pratarik, harus direkatkan ke sekelilingnya (beton) karena tidak adanya angkerujung.

Tandon tanpa rekatan: Untuk K.B.P. dengan system pasca tarik (post tensioning) boleh dengan rekatan boleh tanpa rekatan karena ada angkerujung.

Tahap pembebanan:

a) TAHAP AWAL : batang atau struktur belum diberi gaya external.

1. sebelum diberi gaya prategang: perawatan beton, perhatikan perletakan dan ketentuan susut beton.

2. saat diberi gaya prategang:

- kekuatan tandon (bisa putus akibat ccat produksi)

- kekuatan beton diposisi angker, karena usia beton belum cukup sedang gaya pratekan (penarikan sudah maximum).

- kehancuran beton bisa disebabkan oleh mutunya rendah (kelemahan pengawasan) atau keropos (pemadatan kurang)

3. saat peralihan :

- pemutusan tandon

- pratarik peralihan sekaligus.

- pascatarik peralihan secara bertahap (satu demi satu di putus)

” Pada saat peralihan ini belum ada beban external kecuali berat sendiri struktur sedangkan gaya prategang masih”.


→ berat sendiri akan melawan gaya keatas oleh tandon.

→ bahan akan tertekan ke dalam lapisan lunak sehingga, momen positif yang diharapkan tidak ada, ini akan menghasilkan tegangan tarik berlebihan (disini pada serat atas)

4. Desentering dan penarikan kembali: penarikan tandon dilakukan lagi setelah bakesting dibongkar (pratekan 2 tahap atau lebih) khusus untuk post tensioning.

b) TAHAP ANTARA: TAHAPAN selama pengangkutan (transport) pengkatan/ penegakan dan pemasangan → khusus

Untuk unsur pracetak


F


Posisi pengangkatan yang salah, karena ada tambahan momen.

Posisi pengangkatan benar karena sesuai rencana awal, sebagai balok-balok perletakan hingga momennya tetap.

c) TAHAP AKHIR = seluruh beban rencana bekerja

- beban yang bekerja tetap (substained load): beban yang akan bekerja secara permanent. (beban sendiri struktur)

- beban kerja : beban untuk mendesain struktur, tapi harus diadakan pemeriksaan terhadap tegangan dan regangan yang berlebihan.

- Beban retak: beban lingga struktur mulai retak, yang berarti perubahan mendadak pada tegangan retak dan tegangan geser.

- Beban batas (ultimite load): cara pembebanan dengan memberikan koefisien keamanan pada beban hingga dalam desain didapatkan kekuatan batas structure (ultimate strength).

- CAMBER: lendutan akibat gaya prategang

- DEFLEKTION: lendutan akibat beban luar (berat sendiri, bm, beban hidup.

Beban bergerak → beban rencana).

- akibat gaya prategang timbul

- Momen primer = gaya prategang (f) x exentrisitas (e)

- Momen akhir = hasil penyebaran momen

- momen sekunder = momen parasitor = momen akhir – momen primer.

Atau disebut juga moment kelebihan.

Misal: Momen primer M1 atau CGS = M1/f e.

Momen akhir = M2 atau C6N6 = M2/f e2.

Moment sekunder = M2 – M1 atau selisih jarak antara

CGS dan C6N6 = M2 – M7 = e2 – e 1= e 00

F

Saran-saran:

1) Pelajari cara mencari Inersia, garis netral, momen perlawanan tampang dan tegangan badan (o)

I = Σ Io + Σ Yn² (satuan)4

Y = Σ A.Y/ Σ A (satuan)

W = I/Y (stuan)3

σ = F/A + M/W (satuan gaya/ satuan luas)

→ Catatan kuliah mek tek II dan IV

Popov

2) Pelajari analisa statika elastis (khususnya cross)

→ Catatan kuliah mek tek IV

3) LENGKAPI LITERATUR

1. catatan kuliah Bpk. Dr. Ir. IGP Raka

2. catatan responsi konst belon IV. Bkp ir. Miftahul Huda.

3. Desain struktur beton prategang (D.S.B.P) Tylin jilid I.II

4. Diklat kuliah beton pratekan I.II Bpk Dr.ir R. Poerwono (ITS)

5. Diklat kuliah beton pratekan statis tak tentu, Bpk. Dr. Ir R. Poerwono

6. dll

4) Coba selesaikan soal-soal dengan limit waktu yang ada, karena test selalu dibatasi oleh waktu, bila waktu penyelesaian lebih dan limit maka coba cari, mungkin ada langkah-langkah (STEP) yang tidak perlu dilakukan.

Misal: 10.000.000 x 10.000.000 jangan pakai mesin hitung dengan nol sebanyak ini, tapi manfaatkan exponen atau pangkat.

5) Perhatikan mengenai satuan segera konversikan bila ada satuan yang laju, misal dalam 1 soal Ec = Mpa dan luas dalam (m2) sedangkan gaya dalam Kg.

6) Lihat catatan-catatan kecil dalam penyelesaian soal.

7) Sukses atau gagal adalah hal biasa, bagaimana bisa tahu gagal atau sukses bila tidak mencoba.


Diket: Penampang dalam ukuran balok I seperti gambar

Ditanya: hitunglah parameter-parameter penampang tersebut.

Jawab:

1) Luas penampang = Atot = A1 + A2 + A3

= 0,5 x0,2 + 0,3 x0,8 + 0,5 x 0,2

= 0,1 + 0,24 + 0,1 = 0,44 M2

2) Titik berat ke serat teratas – Ya

Ya = A1 x Ya,+ A2xYa2 + A3 x Ya3

Atot

= 0,1 x 0,1 + 0,24 X 0,6 + 0,1 X Ya3

0,44

= 0,6 M

3. Titik berat ke serat terbawah = Yb

Yb = A1.xYb1+A2.B2+A3xYb3

Atot

= 0,1x1,1+0,24 x1,0+0,1x0,1

0,44

= 0,64

4. KONTROL Ya+Yb = h

0,6+0,6 = 1,2 M (OK)

5) MOMEN INERSIA visi tegak = I

I1 = 0,5x0,1³+0,1x0,5² = 0,25

I2 = 0,3x0,8³ + 0,24x0² = 0,013

12

I3 = 0,5x0,2³+0,1x0,5² = 0,025 +

12

I = = 0,063 Mf

I – 8

6) MOMEN PERLAWANAN ATAS = Wa

Wa = I/Ya = 0,063/0,6 = 0,105 M³

7) MOMEN PERLAWANAN BAWAH = Wb

Wb = I/Ya = 0,063/0,6 = 0,105 M³

Dari penyelesaian soal diatas, dituliskan rumus:

Atot = ∑ A (satuan luas)

Y = ∑ A xY satuan luas x satuan panjang

∑ A SATUAN LUAS

I = ∑ Io+∑ I²xA satuan panjang 4 + satuan luas x satuan panjang

= satuan panjang 4

W = I/Y satuan panjang 4/ satuan panjang

= satuan panjang 3

1) A = 0,12x1+0,4 x0,9 = 0,12 +0,36 = 0,48 M²

Ya = 0,12x0,06 + 0,36x0,57 = 0,4425 M

0,48

Yb = 0,12x0,96 +0,36x0,45 = 0,5775 M

0,48

= 1,02 M

Atau: h = 0,9 +0,12 = 1,02M

Ya = 0,4425 M

Yb = h – Ya = 1,02 – 0,4425 M = 0,5775 M

Hanya cara ini bisa salah, apabila dalam perhitungan Ya salah maka Yb juga salah karena tidak bisa dikontrol.

I1 = 1x0,12³ + 0,12x(0,4425-0,1) = 0,0412

12

I² = 0,4x0,9³ +0,36x(0,5775-0,45) = 0,0702

12

∑ = 0,1114 M4

Wa = I/Ya = 0,1114/0,4425 = 0,252 M3

Wb = I/Yb = 0,1114/0,5775 = 0,193 M3

“ANALISA STATIKA”


I.

RA = RB = ½ gl

MA = MB = 0 (sendi, Rol 1)

M ½ l = 1/8 g L2

Ingat mektek “cross”

Bila 21 = g2

L1 = L²

Maka konstruksi simetris

MPBA = MPBC = 1/8 g L² lihat lampiran

MA = Mc = 0 (sendi rol)

M1/2 L = 1/8 gL2/2

M1/2 L = (-MA/2)+1/8 gL²

= 1/16 2L²

Catatan: bila L1 ≠ L2 dan atau λ1 ≠ λ2, perletakan A ≠ B atau jepit

Maka harus dianalisa lebih lanjut (distribusi moment)

Ingat : Jepit-jepit → k = 4ET/ L

Jepit-sendi → k = 3EI/ L

M = KIA/ ∑ ki

Induksi = ½ batang prismatis

g1 = 1t/m1 λ1 = 2t/m1 λ2 = 1,5 t/m1

A

B

C

· Momen primer

AB

BA

BC

CB

CD

DC

+ MpBA = 1/8x1x6² = 4.5 TM

-

6/10

6/15

3/15

12/15

-

- MpBC = + MpcB

0

4.5

9/10

-6

9/15

6

-16,5/15

-1/2

-66/15

½

-

= ½ x2x6² = 6 TM

+0,33

-8,25/15

+0,22

4,5/15

-0,06

-0,24

-33/15

-MpcD = 1/12 x1,5x2² = 0,5 TM

0,018

-0,03

0,012

0,11

-0,022

-0,088

-0,12

> Kekakuan K

KBA = 3 EI/6 = ½

0,006

-0,011

0,0044

0,006

-0,0012

0,0048

-0,044

KBc = KcB = 4 EI/6 = 1/3

KcD = KcD = 4EI/3 = 4/3

> Distribusi

5,74

-5,76

5,266

-5,2232

-1,864

MBA = KBA/ ∑KB

= ½ ≠ (1/2 +1/3)

= 6/10

MBC = KBc/∑KB

= 1/3 / 5/6

= 6/15

McB = 1/3 /(1/3+4/3)

= 3/15

McD = 4/3 / (1/3+4/3)

= 4/3 x3/5 = 12/15

Catatan: 1. perhatikan nilai kekakuan untuk masing-masing batang akibat L1≠L2 maka K1≠ K2

Sehingga M1 ≠M2

2. perhatikan M1/2 L bentang CD, MOMEN LAPANGANNYA NEGATIFE (TARIK), sehingga CGSnya harus diatas CGC:

Kalau tidak akan memperbesar tegangan tarik


“ DISPLACEMENT’S BATANG PRISMATIS”

Diketahui soal sepeti gambar

Ditanya: hitung displacement ti titik ½ L

Jawab: kita gunakan momen Area method.


M1/2 L = ½ Px1/2 L = ¼ PL

Dengan “luas bidang moment” sebagai beban kita hitung momen di titik yang akan dicari displacementnya

RA = RB = (1/2x1/2 Lx(1/4PL) / EI)

= 1/16 PL2 / EI

Luas I = RA = (1/16 PL2)/EI)

Jadi I1/2 L dengan beban bidang momen sebagai berikut:

½ L = RA x ½ L – luas Ix (1/3 x1/2 L)

= 1/16 PL²x1/2 L – 1/16 PL²x1/6 L

= 1/32 PL3 – 1/96 PL³

= 3/96 PL3 – 1/96 PL3

= 2/96 PL3 = 1/48 PL3

= PL3

48 EI

Atau dengan bantuan tabel (lihat lampiran) Hal III-3.

½ L untuk beban P= PL3 (OK)

48 EI


RA = RB = 1/2 .M/EixL = ½ ML → EI konstan.

M1/2 L = ½ L = (RA x1/2 ) – ½ M.(1/2 L)²

= (1/2MLx1/2 L) – ½ M.1/4.L²

= ¼ ML² - 1/8 ML²

= 1/8 ML²

= ML²

8 EI

Catatan: lihat tabel di lampiran III-3


F4 = ML²

16 EI

Karena soal diatas M1 = M1 dan membentuk lendutan yang sama keatas maka persamaannya bisa ditulis sbb:

= 2. ML ² = ML² = ML² (OK)

16 EI 8 EI


M1 ≠ M2 maka = M1L² + M2 L2

16 EI 16 EI

= M1L² (+) – M2 L² (↑)

16 EI 16 EI

KOPERTIS WILAYAH VII

PANITIA PENGUJI UJIAN NEGARA

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

PTS : UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

Jurusan/ Bidang studi : TEKNIK SIPIL

Mata Ujian : KONST. BETON IV

Hari/ tanggal : Senin, 14 Desember 1987

Waktu : 2 (dua) jam

Sifat : OPEN BOOK


1.

Balok beton pratekan posttansioned dengan bentang 22 m, Fe= 2618 kN, Fe’ = 48 Mpo. Ec = 4730√fc’ Mpa, balok dipratekan pada umur 28 hari, Fi = 1,2 Fe.

Eksentrisitas Fe di ujung A dan B : 0 = 40 mm.

c.g.S di tengah bentang terletak 115 mm dari tepi bawah balok. Selanjutnya beban-beban adalah sbb:

Berat sendiri balok WG = 6,0 kN/m

Beban tetap merata Wg = 3 kN/m

Beban hidup merata WL = 5 kN/m

Beban hidup terpusat P = 100 kN

Ditanyakan:

a. Berapakah besar comber/ deflection akibat Fe dan WG saja.

b. Berapakah deflection akibat Fe, WG, dan WL dan P setelah waktu tak terhingga anggap Wg bekerja segera setelah balok selesai dipraktekan.

2. diketahui:


Balok diatas 3 tumpuan dengan ukuran seperti di gambar atas, cgS di AB berbentuk parabola di BC menekuk di D. Anggap ρ1 = 0,18 radion dan φ2 = 0,083 radion, F = 1890 kN.

Di atas AB ada beban merata 30 kN/m

Di atas BC ada beban merata 17 kN/m + p = 150 kN.

Di tanyakan :

a. Carilah cgNb (pusat tekan) akibat Fe saja, gambar hasil perhitungan tersebut dan cantumkan besar pergeseran c.g.S ke c.g.Nb, di atas perletakan B.

b. Berapakah besar momen sekunder (jawaban dalam kN-m)

c. Berapakah besar reaksi di A akibat Fe dan beban merata & terpusat.

d. Hitung tegangan beton (tepi atas dan bawah) di penampang tengah bentang BC (jawaban dalam Mpa).

Disetujui oleh

PANITIA PROGRAM STUDI

1. ................................................

2. ................................................

3. ................................................

KOPERTIS WILAYAH VII

PANITIA PENGUJI UJIAN NEGARA

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

PTS : UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

Jurusan/ Bidang studi : TEKNIK SIPIL

Mata Ujian : KONST. BETON IV

Hari/ tanggal : Senin, 14 Desember 1987

Waktu : 2 (dua) jam

Sifat : OPEN BOOK


1.

Balok beton pratekan posttansioned dengan bentang 22 m, Fe= 2618 kN, Fe’ = 48 Mpo. Ec = 4730√fc’ Mpa, balok dipratekan pada umur 28 hari, Fi = 1,2 Fe.

Eksentrisitas Fe di ujung A dan B : 0 = 40 mm.

c.g.S di tengah bentang terletak 115 mm dari tepi bawah balok. Selanjutnya beban-beban adalah sbb:

Berat sendiri balok WG = 6,0 kN/m

Beban tetap merata Wg = 3 kN/m

Beban hidup merata WL = 5 kN/m

Beban hidup terpusat P = 100 kN

Ditanyakan:

a. Berapakah besar comber/ deflection akibat Fe dan WG saja.

b. Berapakah deflection akibat Fe, WG, dan WL dan P setelah waktu tak terhingga anggap Wg bekerja segera setelah balok selesai dipraktekan.

2. diketahui:

Balok diatas 3 tumpuan dengan ukuran seperti di gambar atas, cgS di AB berbentuk parabola di BC menekuk di D. Anggap ρ1 = 0,18 radion dan φ2 = 0,083 radion, F = 200 tn

Di atas AB ada beban merata 4,5 kN/m

Di atas BC ada beban merata 1,5 kN/m + p = 20 kN.

Di tanyakan :

a. Carilah cgNb (pusat tekan) akibat Fe saja, gambar hasil perhitungan tersebut dan cantumkan besar pergeseran c.g.S ke c.g.Nb, di atas perletakan B.

b. Berapakah besar momen sekunder (jawaban dalam m)

c. Berapakah besar reaksi di A akibat Fe dan beban merata & terpusat.

d. Hitung tegangan beton (tepi atas dan bawah) di penampang tengah bentang BC (jawaban dalam kg/cm²).

Disetujui oleh

PANITIA PROGRAM STUDI

1. ................................................

2. ................................................

3. ................................................

I. Konversi satuan

1 Mpa = 1 N/mm²

1 kN = 1000 N

- Penampang

A = ((4,6x10²) x(9x10²) – (3,2x10²)x(5,5, x10²)

= 2,38 x105 . mm²

Ya = Yb = 4,5 x10². Mm

I = (4,6x10²)x(9x10²) ³(3,2x10²)x(5,5x10²)³

12 12

= 4,6x9³x1083,2x5,5³ x108

12 12

= 2,35x108 = 2,35x1010 mm4

Wa = Wb = I/Y = 2,35x1010 = 0,52x108 mm³

4,5x10²

Exentrisitas tandon (e) = 450 – 115 = 335 mm

Fokus (f) = e – 40 = 335 – 40 = 295 mm

Ec = 4730 √48 = 32770 Mpa = 32,77 kN/mm²

a) besarnya camber (lendutan keatas) oleh gaya pratekan Fe.

- akibat beban terbagi rata idealisasi dari kelengkungan tandon.


M1 = 1/8 gL² dan M2 = Fe . f

M1 = M2 → g = 8.Fe.f → satuan = kN x m = kN/m

Jadi g = 8x2618 x 0,295 = 12,765 KN/m = 12,765 x 10 -³ kN/mm.

22²

Δ φ 1 = 5/384 x gL4/EI → Rumus lendutan elastis mektek.

= 5 x (12,765x10-³) x (224x10-³) x (224x1012) = 50,55 mm (f)

384 32,77x(2,35x1010)

- akibat momen exentrisitas pada ujung balok.


M = Fe x e = 2618 x 40 = 104 720 kN . MM

Δ Φ2 = M.L² Rumus lendutan elastis MEKTEK

8 EI

= 104 720 x (22² x 106) = 8,23 mm(Φ)

8 x 32,77 x (2,35 x 1010)

Jadi total camber = Δ Φ 1 + Δ Φ2

= 50,55 + 8,23 = 58,78 mm (↑)

Catatan : perhatikan soal CAMBER ini bisa diselesaikan secara cepat (lihat D.S.B.P, TY lin Jilid I hal. 20)

→ Parabola ofset

e1 = 450 – 40 – 115 = 245 mm → M1 = 2618x245 = 772 310 kN.MM

ez = 40 mm → M2 = 2618 x 40 = 104 720 kN.MM

Δφ = x (M2+5/6 M1)

8xE!

= 22000² x (104 720 + 5/6 x 772 310)

8x32,77 x (2,35x1010)

= 58,78 MM (OK) → SAMA seperti cara I

*) Besarnya lendutan kebawah (defleksiasi) akibat berat sendiri balok (WG)

Δφ WG = 5 x 6x10-³ x224 x1012 = 23,76 mm( ↓ )

384 32,77 x 2,35x1010

Resultan camber dan deflection:

Camber : Δφ1 + Δφ 2 = 58,78 mm ( ↑ )

Deflection : ΔφWG = 23,76 mm (↓ )

Resultan = 35,02 mm ( ↑ )

b) Δφ Wg = 5 x (3x10-³) x (224x1012) = 11,88 mm ( ↓ )

384 32,77 x (2,35x1010)

Δφ WL = 5 x 5x10-³ x(224x1012) = 19,80 mm( ↓ )

384 32,77 x(2,35x1010)

Δφp = P.L3 → Rumus lendutan elastis mektek

48 EI

= 100 x22³x109 = 28,80 mm ( ↓ )

48x32,77 x(2,35x1010)

Jadi resultan total setelah semua beban bekerja:

Δφ peralihan = Δφ1 + Δφ2 + ΔφWG + ΔφWg = 23,14 mm ( ↑ )

Δφ WL = = 19,80 mm ( ↓ )

Δφ p = = 28,80 mm ( ↓ )

Resultan setelah semua bekerja = 25,46 mm ( ↓ )

Catatan : deflection akibat beban terbagi rata sebetulnya bisa diselesaikan dengan mudah berdasarkan perbandingan beban.

WG = 6,0 kN/m → Δφ WG = 23,76 mm ( ↓ ) → dihitung

WG = 3,0 kN/m Δφ Wg = Wg/WGx ΔWG = 3/6x23,76 = 11,88 mm

WL = 5,0 kN/m ΔφWL = WL/WGx ΔWG = 5/6x23,76 = 19,80 mm

II. Penampang


A = (3,5x10²)x(9x10²) = 31,5x104 mm²

Ya = Yb = 450 mm

I = (3,5x10²) x (9x10²)³

12

= 3,5x9³ x108 = 2,12x1010. mm4

12

Wa = Wb = 2,12x1010 = 4,7x107 mm3

4,5x10²

Catatan: Soal ini tidak jelas apa F = Fe atau kita ambil sendiri kehilangan pratekan (biasa 20% sudah memadai untuk post tension)

Ø Di sini kita asumsikan Fe = 0,8 F

= 0,8 x 1890 = 1512 kN.

Idealisasi pembebanan akibat gaya pratekan (Fe)

Batang AB

e = 340 mm dan f = 340 + (200-100) = 390 mm

2

g = 8.Fe.f = 8x1512x0,39 = 14,56 kN/m ( ↑ )

18²

Batang BC


φ2 = 0,083

e1 = 200 mm → exentrisitas di titik B, diatas GN

e2 = 100 mm → exentrisitas di titik C, dibawah garis normal

e = 300 mm → exentrisitas di tengah bentang.

Perhatikan: dalam soal diatas φ2 diketahui bila tidak maka φ2 harus dihitung

φ2 = e1+e + e-e2 = (0,2+0,3) + (0,3-0,1) = 0,077

x1 L-x1 9 9 = 0,083

“Pelajari catatan kuliah untuk kabel discontinue linear (BMR 11)”

Up = Fex φ = 0,083 x 1512 = 125,5 TON ( ↑ )

Ø Analisa Statika Balok (cara cross)

Disini penampang balok simetris dan panjang batang sama, hingga faktor distribusi dan induksi tidak perlu dihitung lagi, bila panjang balok tidak sama harus dihitung faktor distribusinya” ½ .

1. Akibat beban luar (external) → untuk soal d.

30 kN/m

17kN/m

↓ 150 kN

18

9

9

A

B

C

AB

BA

½

BC

½

CB

Distribusi (M)

1215

-237,94

-739,12

-237,94

MP →cara modifield cross

Distribusi

977,06

-977,06

Momen akhir

MpBA = 1/8.30x18² = 1215 kN.M

MpBC = 1/8.17x18² + (3/16.150x18) = 739.12

MLBC = (1/8 gL²+1/4 PL) – (977,06/2) = 499,97 kN.M

2. Akibat gaya prategang tandon (internal)

a) diagram bidang momen primer akibat pratekan

= F x e

b) Idealisasi pembebanan oleh pratekan.

c) penyebaran momen (cross) modifield.

Faktor distribusi

MP→ cara modifield

(jepit sendi)

Mexentisitas → dianggap

A

B

C

cantilever

AB

BA

½

BC

½

CB

Induksi

Momen akhir

-151,2

-589,68

+83,04

-75,6

+ 423,6

+83,04

75,6

151,2

-151,2

582,24

-582,24

151,2


e) diagram momen akhir akibat gaya prategang Fe.

f) diagram momen sekunder = momen parasiter.

Momen Primer = momen sekunder +moemn akhair

Catatan: - Momen primer akibat gaya pratekan = f x e → diagram a)

- Momen primer untuk penyebaran cross → ingat mektek bedakan

MpBA = = 1/8 g e² = 1/8 x 14,56 x 18² = 589,68 kN.M


MpBC = 3/16 P.L = 3/16x125,5 x 18 = 423,60 kN.M

· Penyebaran momen dalam buku D.S.B.P Ty pakai cross, jepit dilepas

· Pelajari dan ingat cara mencari momen lapangan.

A

B

C

Penyebaran momen cross

AB

BA

BC

CB

- jepit dilepas

+393,12

- 393,12

- 151,2

- 393,12

282,4

-282,4

+282,4

151,2

MP

Cautilever → f x e ujung

Induksi

-272,16

83,04

216,8

83,04

distribusi

momen akhir → sama (OK)

-151,2

-582,24

582,24

151,2

MPA = MPBA = 1/12.gL² = 1/12.14,56x18² = 393,12

-MpBC = MpCB = 1/8 PL = 1/8x125,5x18 = 282,4

1) Carilah CG Nb, akibat Fe

Cg Ng’ = (momen akhir akibat Fe)/Fe → lihat langkah e).

Titik A = 151,2/1512 = 0,1 m = 100 mm

B = 582,24/1512 = 0,38 m = 385 mm

C = Titik A = 100 mm

· bila ditanya pergeserannya dari C65 ke C6NG

= momen sekunder / re → langkah F.

Titik A = 0

B = 279,84/ 1512 = 0,1854 m = 185 mm

C = 0


Pergeseran dan letaknya

- CGS

. . . GCNb’

· detail pergeseran garis C dititik B


Ket: Θ posisi CGS awal

Ж posisi CGNG

b) besarnya momen sekunder (lihat diagram momen sekunder)

A = 0

AB = 291,18 kN-m

B = 279,84 kN-m

BC = 396,72 kN-m

C = 0

d) Reaksi di A akibat Fe dan beban external ≈ akibat Fe.


≈ akibat beban external


∑ MB = 0

Bax18 – 151,2-582,24+(14,56x18x9) = 0

RA = 90,29 kN ↓

RA = 30x18 (↑) – 977,06 (↓)

2 18

= 215,72 kN (↑)

Jadi reaksi di A = 215,72 (+) – 90,29 (↓) = 125,43 kN (↑)

e) Tegangan beton di tengah bentang BC

δ = B/A + M/W. ~ perjanjian tanda tekan dan tarik Θ

Fe = 1512 kN, A = 31,5 x 104 mm², W = 4,7 x 107 mm³

· Momen resultan = Mexternae – Makhir internae

= 499,97 – 56,88 = 443,09 kN-M

δatas = +(1512x10³) + 443,09x10³x10³ = δatas = 14,23 Mpa

bawah 31,5x104 4,7x107 δbawah = -4,63 MPa

170KOPERTIS WILAYAH VII

PANITIA PENGUJI UJIAN NEGARA

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

PTS : UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

Jurusan/ Bidang studi : TEKNIK SIPIL

Mata Ujian : KONSTRUKSI BETON IV

Hari/ tanggal : Senin, 03 Juli 1988

Waktu : 2 (dua) jam

Sifat : BUKA BUKU

I) Sebuah balok pratekan seperti gambar.


fc = 140 kg/cm² (tekan)

fct = 20 kg/cm² (tarik)

Berat volume beton = 2500 kg/m³

Ditanya:

1) tentukan besar F, agar tegangan beton tidak di lampaui (berat sendiri sudah bekerja)

2) apabila W=WD+WL, dimana WD=berat sendiri, WL=beban hidup, carilah besarnya WL=…………kg/m’, agar fct=140kg/cm² dan fct < 20 kg/cm (tarik)

3) Dengan F di soal 1), di tengah bentang hitunglah F di A, dan B, dengan memperhitungkan kehilangan pratekan akibat gesekan & woble effect.

Koef. Gesek K = 0,18

Koef woble effect µ = 0,0025/m’.


II) Sebuah gambar beton pratekan seperti gambar :

Gaya pratekan F = 480 ton.

Beban yang bekerja : - beban berat sendiri dengan berat volume beton 2,5 t/m³

- beban hidup = 4,5 t/m³

Ditanya :

(1) Hitung cgNb’ (letak pusat tekanan) akibat gaya pratekan.

(2) Hitung besarnya reaksi perletakan A,B,C oleh gaya pratekan pada soal (1)

(3) Setelah berat sendiri dan beban hidup bekerja hitunglah : tegangan beton pada serat atas dan bawah pada potongan : - tengah bentang A-B

- perletakan B

Anggap F konstante pada seluruh balok.

I) – konversi satuan

1 KG/cm = 10 t/m²

- Perjanjian tanda

Serat tertekan + (positif)

Serta tertarik – (minus)

Ø Penampang


A = 1,2x0,12+0,88x0,4 = 0,144+0,352=0,496m²

Ya= 0,144x0,06+0,352x0,66 = 0,41 m

0,496

Yb= 0,144x0,94+0,352x0,44 = 0,59 m

0,496

Kontrol = 1,00 (ok)

I1 = 1,2x0,124+0,144x0,35² = 0,018

12

I2 = 0,4x0,884+0,352x0,15² = 0,028

12


= 0,046 m4

Wa = I/Ya = 0,046/0,41 = 0,112 m³

Wb = I/Yb = 0,046/0,59 = 0,780 m³

Exentrisitas (e) = fokus = (f) = 0,49 m → karena e ujung = 0

Ø Analisa statika

M berat sendiri = 1/8 gL² = 1/8.(0,496x2,5)x 20² = 62 TM

Ø Tegangan

δ = F/A + F x e + M/w

W

Serat tertekan positif (+) dan tertarik negatif (-)

1. δa = F - Fx0,49 +62 +200 = 0

0,496 0,112 0,112

= -2,359F+ 553,57 +200 = 0 → F = 319,46 TON.

06 = F + Fx0,49 62 – 1400 = 0

0,496 0,780 0,780

= 2,644 F – 79,49 – 1400 = 0 → F = 559,49 TON

Jadi Fo yang menentukan + f terkecil = 319,46 TON


Catatan: akibat gaya normal F, semua serat tertekan

Akibat gaya normal f dan exentrisitas timbul momen primer

M = F x e, sehingga serat atas tertarik dan serat bawah tertekan

Akibat berat sendiri balok (beban gravitasi) timbul momen gravitasi

M = 1/8 gL², sehingga serat atas tertekan dan serat bawah tertarik.


2. soal tidak bisa diselesaikan karena kekuarangan syarat batas

3. lihat gambar, A jangkar mati dan B jangkar hidup

jadi Fo A <>

FoT = 319,46TOM

ℓ = 8.f. = 8x0,Yg = 0,196

L 20

Mℓ + K.L = 0,0025 x0,196 + 0,18x20 = 3,6

Rumus kehilangan pratekan akibat gesekan dari woble efek (kelengkungan)

Fox = Foxe (Mℓ + K.L) dimana:

Dimana : Fo x adalah posisi besarnya gaya pratekan yang dicari

e = 2,718281828


– (µℓ+K.L)

FoA = Fo TB x e

– (3,66/2)

= 319,46 x e = 52,80 Ton

(3,6/2)

FoB = FoTB x e = 1932,62 Ton

FoA TB B (OK)

Catatan: - Perhatikan karena diketahui FoTB, maka ada faktor penyebut dua (2) dan juga tanda – dan + didepan (µℓ+K.L)

- akibat koef besar (0,18) sehingga kehilangan pratekan juga besar → FoB – FoA = 1932,62 – 52,80 = 1879,82 Ton

II. Penampang

A = 0,4 x 1 = 0,4 m²

Ya = Yb = 0,5 m

I = 0,4 x 14 = 0,033 m4

12

Wa = Wb = 1/6 . 0,4x13 = 0,067 m3

e = 0,5 – 0,1 = 0,40 m

f = e+ (e1+e2) = 0,40 + (0,35+0,2) = 0,675 m

2 2

Ø analisa statika

- akibat gaya prategang F = 450 TON (dianggap konstan)

- beban terbagi rata akibat gaya prategang

g = 8.F.f/L² = (8x480x0,675) /20 = 6,48 T

- momen kopel (momen ujung akibat exentrisitas)

M= Fxe = 480x0,2 = 96 TM


AB

+ 96

BA

- 324

+ 48

Momen primer elastis

Distribusi

+ 96

- 276

Momen akhir

* penyelesaian statika dengan metode cross modifield

- batang simetris, beban simetris, cukup dianalisa separuh bentang.

MpBA = 1/8 ge²

= 1/8.6,48 x 20²

= 324 TM

Fre body batang

∑MB = 0

Rax20+96-276+(1/2 x6,48x20²) = 0

RA = -55,8 TOM (↓) (OK) = RC

∑V = 0

RBKM = (6,48x20)/2 = 73,8 TON ↑

Jadi RB total = 73,8x2 = 147,6 TON ↑

M1/2 = -Rax10+96+(1/2x6,48x10²)

= (55,8x10) +96+324

= -138 TM

1. Letak pusat tekan C6NG’ (diukur dari cge) = M akhir /Fo

Titik A = 96/180 = 0,2 → pergeseran = 0

Titik TBAB = 138/480 = 0,2875 → pergeseran = 0,4 – 0,2875 = 0,1125 M

Titik B = 276/480 = 0,575 → pergeseran = 0,575 – 0,35 = 0,225 M


2. RA = 55,8 TON (↓) = RC

RB = 147,6 TON (↑)

4. berat sendiri = 0,4x1x2,5 = 1 T/m

berat hidup = diketahui = 4,5 T/m

beban gravitasi total = 5,5 T/m

* bentang simetris, penampang simetris diselesaikan ½ bagian dengan cross modifeld.

M1/2 L = Rax10 – (1/2 x5,5x10²) = 137,5 Tm

M = 1/8 g1²

= 1/8 x5,5x20² = 275 Tm

RA = -275 +(5,5x20) = 41,25TON (↑)

20 2

* letak pusat tekan akibat beban gravitasi (berat sendiri + beban hidup)

- ditengah benatang AB = MAB = 137,5 = 0,286 M

F 480

- titik B = MB = 275 = 0,573 m

F 480


KOPERTIS WILAYAH VII

PANITIA PENGUJI UJIAN NEGARA

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

PTS : UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

Jurusan/ Bidang studi : TEKNIK SIPIL

Mata Ujian : KONST. BETON IV

Hari/ tanggal : Senin, 14 Desember 1987

Waktu : 2 (dua) jam

Sifat : OPEN

=============================================================

1.)

Diketahui :

Sebuah balok beton pratekan seperti gambar. Gaya pratekan di tengah bentang

Fo = 224 ton. Koefisient gesek µ = 0,20 / radial

Kefisient weble effect K = 0,0015 /m

Ditanya:

(15) a. Hitunglah gaya pratekan di A (Fo A) dan B (Fo B).

A angker mati. B angker hidup

(15) b. hitung dan gambarkan diagram tegangan balok tersebut ditengah bentang setelah berat sendiri bekerja (ambil berat volume beton BV= 2,5 t/m³)

(15) c. Bila tegangan ijin beton tekan f ct = 140 kg/cm² dan tegangan tarik tak boleh terjadi, hitunglah beban hidup yang diijinkan (beban terbagi rata)

(15) d. Hitunglah lendutan keatas balok tersebut (camber) oleh gaya pratekan saja, kemudian setelah berat sendiri bekerja.

tc beton = 275.000 kg/cm²

tp (baja pratekan) = 2x106 kg/m²

(2).

Diketahui : Sebuah balok beton pratekan menerus seperti gambar, F = 160 ton

dianggap merata keseluruh bentang.

Ditanya : 20 (a) letak pusat tekanan (Cg Nb’) akibat gaya pratekan saja.

20 (b) bila berat volume beton BV = 2,5 t/m³, hitung pula letak garis tekan setelah berat sendiri bekerja.

(I) Penampang

A = 0,8 x0,2 +0,8>0,3 = 0,4 m²

Yb = 0,16 x0,1 +0,24x0,6 = 0,4 m

0,4

Yb = 0,16x0,9+0,24x0,4 = 0,6 m

0,4

∑ = 1,0m (OK)

I = 0,8x0,2³+0,16x0,3² = 0,015

12

= 0,3x0,8³+0,24x0,2² = 0,0224

12

0,0374 m4

- exentrisitas (e) = 0,6 – 0,2 = 0,4 m

- berat sendiri balok = AxBU = 0,4x2,5 = 1 t/m’ → M= 50 TM

- Fe beton = 275.000 KG/cm² = 2,75 x 106 T/M²

- Fp baja = 2 x 106 KG/cm² = 2x 107 T/M²

a) Hitung Fo (A) dan Fo (B) → Fo = 224 TON

A angker mati dan B angker hidup → FoA <>TB <>B

δ = 8,04 = 0,16

20

µL +KL = 0,2x0,16+0,0315x20 = 0,062

FoA = FoTBxe ( µL +KL) = 224xe –(0,062/2)

2

= 217,16 TON

FoB = FoTBxe (( µL +KL) = 224xe (0,062/2)

2

= 231,05 TON

Ø FoA (FoTB <>B = 217,16 <224>

b) Hitung dan gambarkan tegangan balok ditengah bentang

- momen primer akibat pratekan = Foxe = 224x0,4 = 89,6 TM


- momen akibat berat sendiri = 1/8 gL² = 50 TM


- momen resulton = MP – Mg = 89,6 – 50 TM = 39,6 TM


Jadi tegangan ditengah bentang

δa = Fo/A – M.Resulton/Wa = 224/0,4 – 39,6/0,0935 = 136,47 t/M²

= 13,65 kg/cm²

δa = Fo/A – M.Resulton/Wb = 224/0,4 + 39,6/0,,623 = 1195,6 t/m²

= 119,56 KG/cm² (+)

Gambar diagram tegangan


c) syarat batas : Fct = 146 KG/cm² (tekan) = 1400 t/m²

fc = 0 (tarik)

δa = 136,47 + M. Hidup/ Wa = 1400

M.hidup/Wa = 1263,53 t/m²

M.Hidup = 1263,53x0,0935 = 118,14 TM

Bila M.Hidup = 1/8 gL² → maka g hidup = 8M

= 2,363 t/m².

δb = 1195,6 – M.Hidup/WG = 0

= 1195,6 – M.Hidup/0,0623 = 0 → M.Hidup = 74.48 TM

= g Hidup = 8 Mm = 8x71,48 = 1,4596 t/m²

20²

g1 = 2,363 t/m² Jadi g yang menentukan = g1 = 1,4896 t/m1

g2 = 1,4596 t/m²

d) Rumus lendutan elastis akibat beban terbagi rata

∆ = 5/384 x g L4/ET

Beban akibat pratekan: g = 8.f.Fo

= 8x224x0,4 = 1,792 t/m’ (↑↑↑)

20²

Berat sendiri = δm = 1 t/m1

∆pratekan = 5/384x1,792x204 - __________ = 0,036 m = 36,3 mm (↑)

(2,75x106) x 0,0374

∆bs balok = 5/384x1 x 204 - ______ = 0,020 m = 20,0mm (↓)

(2,75x106) x 0,0374

Atau ∆bs = 1/1,792 x 0,036 = 0,020 m = 20,0 mm ↓ (OK)

∆Resulton = 36,3 – 20 = 16,3 mm (↑)

II. ℓTB = 0,3 m

ℓB = 0,3 m

f = 0,3 (0+0,3) = 0,45 m

2

Gpratekan = 8xFxf = 8x160x0,45 = 1,44 T/m’ (↑↑↑)

20²

Mpratekan = 1/8 gL² = 1/8x1,44x20² = 1/8 x1,44x2²x10²

= ½ x1,44x10² = 0,72x10² tm

a) balok pusat tekanan (GNG’ oleh pratekan)

↑↑↑↑↑↑↑↑

A B C

AB

BA

½

- 72

BC

½

72

CA

Mp = 1/8 gL² = 72tm

Momen akhir

0

- 72

72

0

Ra = 1.44x20(↓) – 72(↑) =10.8to(↓)

2 20

M1/2L =-10,8x10+1/2x1,44x10²

= -36 tm


Letak CGNG = titik A = o/f = 0/160 = 0

B = 72/160 = 0,45 m = 45 cm

TB = 36/160 = 0,225 m = 22,5 m

b) Letak garis tekan setelah bs bekerja

gbs = 0,8x0,3x2,5 = 0,6 t/m1

mbs = 1/8 x0,6x20² = 30 tm

g = 0,6 t/m

RA = (0,6x20)/2 – (30/20) = 4,5 ton (↑)

M1/2L = 4,5x10 – ½ x0,6x10² = 15 tm


Mresulton = Makibat pratekan – Makibat bs.balok

Titik A = 0 - 0 = 0 → CGNG titik A = 0

TB = 36 – 15 = 20 → CGNG’ → TB = 21/160 = 0,131m = 13,1 cm

B = 72-30 = 42 → CGNG = = 42/160=0,263m = 26,3 cm

KOPERTIS WILAYAH VII

PANITIA PENGUJI UJIAN NEGARA

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

PTS : UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

Jurusan/ Bidang studi : TEKNIK SIPIL

Mata Ujian : KONST. BETON IV

Hari/ tanggal : Senin, 14 Desember 1987

Waktu : 2 (dua) jam

Sifat : Open Book

===========================================================================

1. sebuah balok beton pratekan Post Tension, seperti gambar


Berat volume beton B.V = 2,5 ton/m3

Bentuk cgs adalah parabola Y = 4.f.x (L - X)

2

Setelah di jack, berat sendiri balok langsung bekerja.

Tegangan beton yang diijinkan sbb:

- saat transfer gaya pratekan

Fc = 180 kg/cm² (tekan)

Fct = -15 kg/cm² (tarik)

- saat beban kerja (ambil f = 0,8 Fo)

Fc = 150 kg/cm² (tekan)

Fct = 0

Ditanyakan:

1. Besar gaya pratekan Fo ditengah pada saat transfer (jack)

2. Dengan gaya F=0.8 Fo, hitunglah beban hidup terbagi rata yang diijinkan (kg/m)

3. Akibat adanya gesekan dan woble effect, hitunglah gaya pratekan Fo di A dan Fo di B. Ambil Fo ditengah bentang sebesar 461638 kg

Koefisien gesek = 0.17 dan koefisien woble effect = 0.0016/ m.

1. Dengan Fo = 461638 kg ditengah bentang, hitunglah :

n cambre balok saat banking (berat sendiri dianggap belum bekerja)

n hitunglah lendutan balok, akibat berat sendiri balok serta beban hidup p = 2898 kg/m

Ambil Ec = 275.000 kg/m.

I.I. Diketahui sebuah balok pratekan menerus (post tension) diatas tiga tumpuan seperti gambar.


Balok mempunyai cgs di A-B, berbentuk parabola, dan di B-C, menekuk di D.

Di atas A-B ada beban merata p=3 c/m, serta p=1.7 ton/m.

Di tanya :

1. Carilah cgc atau cgND= (pusat tekanan), akibat F=189 ton (anggap F merata diseluruh bentang balok)

2. Hitunglah reaksi hyperstatik di A,B dan C.

3. Hitunglah tegangan beton di B oleh daya pratekan tersebut. Soal T.I tersebut di atas.

*** selamat mengerjakan ***

I. Penampang

A = 0,8x0,18+0,4x1,02 = 0,144+0,408 = 0,552 M²

Ya = 0,144x0,09+0,408x0,69 = 0,533

Yb = 0,144x1,11+0,408x0,51 = 0,667 .

0,552 1,20 = 1,2 (OK)

I = 0,8x0,18²+0,144x0,443² = 0,0287

12

= 0,4x1,023+0,408x0,51² = 0,1415

∑ = 0,1702 M4

Wa = 0,170²/0,533 = 0,319 M3

Wb = 0,170²/0,667 = 0,255 m3

e1 = 0,66 – 0,15 = 0,51m

f = 0,51+(0,1+0,1) = 0,61 m

2

Analisa statika

g bs balok = 0,552x2,5 = 1,38 t/m

m = 1/8x1,38x24² = 99,36 tm

δa = 99,36/0,319 = 311,47 dan δb = 99,36/0,255 = 389,65

1)analisa tegangan

δa =Fo - Fo x e + 311,47 = -150 t/m²

A 0,317

Fo x 0,213 +311,47+150 = 0 → Fo1 = -216653 ton

δb = 1,811Fo + 0,51 Fo – 0,51Fo – 389,65 = 1800 t

0,255

3,812 Fo – 389,65 – 1800 = 0 → Fo² = 574,41 ton

Jadi Fo dipakai 574,41 ton

Karena bila Fo – (rumus) berarti penampang sangat kuat

2) δa = (0,80x574,41) – (0,51x0,80 x 574,41) + 311,47 + Mp = 1500

0,552 0,319 0,319

= 832,5 – 734,66 + 311,47 – 1500 +Mp1 = 0

0,319

Mp1= 347,94 tm

δb = 832,5 + (0,51x0,8x574,41) – 389,65 – Mp2 = 0

0,255 0,255

= 832,5+919,056 – 389,65 – Mp2. = 0

0,255

Mp2 = 347,28 TM

Jadi Mp = Pm2 = 347,28 TM (terkecil, menentukan)

P = 8x347,28 = 4,823 TM

24²

P = 4,823x1000 = 482,3 KG/M

3) µL + KL

0,17x(8x0,61) + 0,00616x24 = 0,073

24

FoA = 461,638 x e – 0,0365 = 445,09 TON

FoB = 461,638 x e 0,,365 = 478,80 TON

4) 9Pratekan = 8 . F. f = 8x461 . 638x0,61 = 3,911 T/M (↑↑↑)

24²

idealisasi


46,1638 TM → Fxe

∆ = 5 x 3,911x244 (↑) - 46,1638x24² (↓)

384 2750.000x0,170² 8x2750.000x0,170²

= 0,029M = 2,9 cm (↑)

II. Penampang

A = 0,35x0,9 = 0,315 m²

Ya = Yb = 0,45 m

Wa = Wb = 1/6 . 0,35 x 0,9² = 0,04725 m3

eAB = 0,45 – 0,11 = 0,44 m

eB = 0,45 – 0,25 = 0,20 m

eD = 0,45 – 0,15 = 0,30 m

eF = 0,1 m

Analisa statika

fAB = 0,44 + (0,02) = 0,54 m

2

δAB = 8x189x0,54 = 2,52 t/m (↑↑↑)

18²

µBC = (eB+eD) + (eD – eC) = (0,2+0,3) + (0,3 – 0,1)

4,5 4,5 4,5 4,5

= 0,156

µD = Fx µBC = 189x0,156 = 29,484 TON (↑)


A

B

C

AB

BA

BC

CB

½

½

0

- 25,515

- 16,8675

+ 49,8

+ 9,45

- 16,8675

18,9

MP

Induksi

Distribusi

0

- 42,3825

42,3825

18,9

RA = 42,3825 (↑) – (2,52x9) ↓ = - 6,63 TON (↓)

9 2

RE = 61,2825 ↑ - 29,484 ↓ = 7,932 TON (↓)

∑V = 0 → RB = (2,52x9) + 29,184) – (6,63+7,93)

= 37,604 TON ↓

M ½ L AB = Rax4,5 – ½ 2 4,5²

= 6,63x4,5 – ½ x2,52 x4,5² = 4,32 TM

M ½ L BC = Rcx4,5 + MC

= 7,93x4,5+18,9 = 54,585 TM

Catatan: MP = Momen primer mektek


Mp = 1/8 gL² = 1/8 . 2,52.g² = 25,5/5 TM

Mp = 3/16 φ.L = 3/16 .29,484xg = 49,8

a) letak CP akibat pratekan:


Bidang momen akibat idealisasi beban pratekan

Letak CP oleh pratekan

e = M/f

b) Reaksi Hyperstatik di A, B, C

Reaksi hyperstatik = reaksi akibat momen sekunder

Momen sekunder di titik A = 0 – 0 = 0

B = (189x0,2) – (42,3825 = 4,5825 TM

C = (189x0,1) – 189 = 0


RA = 0,51 = RC = 0,51 ton (↑)

RB = 1,02 ton (↓)

Penyelesaian lengkap


Beban + reaksi akibat

Momen akhir

Beban dan reaksi akibat

Momen sekunder

Beban dan reaksi akibat

Momen akhir

3) Tegangan pada tumpuan B. akibat pratekan soal II.1

Titik B = eB = 0,2242 M

δab= 189 + (189x0,2242) δa = 1496,8 t/m²

0,315 0,04725 = 149,68 kg/m² (tekan)


δb= -296,8 t/m²

= 29,68 kg/m² (tekan)

KOPERTIS WILAYAH VII

PANITIA PENGUJI UJIAN NEGARA

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

PTS : UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

Jurusan/ Bidang studi : TEKNIK SIPIL

Mata Ujian : KONSTRUKSI BETON IV

Hari/ tanggal : Senin, 03 Juli 1988

Waktu : 2 (dua) jam

Sifat : BUKA BUKU

I. sebuah balok beton “ Pratekan Post – Tension” sepeti gambar:

Berat volume beton B.V = 2,5 t/m³

Bentuk cgs adalah parabola Y = (4fx(L – X) / (L²). angker mati di A, dan angker hidup di B.

Setelah dijack berat sendiri langsung bekerja.

Dengan menggunakan penampang bruto, ditanyakan:

(15%) 1. Berapakah besar Fo ditengah bentang, agar tegangan beton tidak terlampaui, waktu pelaksanaan jacking? Ambil tegangan tekan ijin (++ 200 kg/cm*cm, dan tegangan beton tarik 25 kg/cm*cm.

(15%) 2. Tentukan besar beban terbagi rata “p”, yang bekerja di atas balok, agar tegangan ijin beton tidak terlampaui. Ambil gaya pratekan F = 0,8 Fo.

Tegangan ijin beton tekan δc = + 180 kg/cm*cm.

Tegangan beton tarik δ . ct = -15 kg/cm*cm.

(15%) 3. Akibat adanya gesekan, hitunglah Fo di – B dan Fo di – A dengan koeficient gesek µ = 0,2 dan koeficient woble effect K = 0.0019 /m.

Untuk soal ini ambil gaya pratekan tengah bentang Fo = 412645.53 kg

(15%) 4. hitunglah perubahan bentuk balok (camber dan deflection) pada saat:

a. jacking, berat sendiri sudah bekerja

b. beban hidup terbagi rata “p” sudah bekerja.

Ambil harga Ec = 275.000 kg/cm*2, dan Fo tengah bentang seperti soal “3” diatas, dan F = 0,8 Fo.

Diketahui sebuah balok beton pratekan menerus, terletak di atas tiga tumpuan A, B dan C seperti gambar.


Balok mempunyai cgs parabola di A → B dan B → C

Di atas balok ada beban terbagi rata q = 2,5 t/m (termasuk berat sendiri)

Anggap gaya pratekan Fo = 250 ton, tetap sama pada seluruh bentangan.

Ditanyakan:

(20%) 1. Hitunglah reaksi parasiter yang terjadi di – A. di - B dan di – C.

(20%) 2. Tentukan letak pusat tekanan cP (cgNb) oleh adanya gaya pratekan (beban dan berat sendiri belum ditinjau)

(20%) 3. Hitunglah tegangan beton yang terjadi di atas perletakan “B” oleh pengaruh semua pembebanan, termasuk pengaruh gaya pratekan.

( I ) Penampang

A = 0,9x0,16+0,4x0,94 = 0,144+0,376 = 0,52 M²

Ya= 0,144x0,08+0,376x0,63 = 0,478 m

0,52

Yb= 0,144x1,02+0,376x0,47 = 0,622 m

0,52

= 1,10 m (OK)

I = 0,9x0,16³+0,144x0,2=398² = 0,023

12

= 0,4x0,94³ + 0,94³ +0,376x0,152² = 0,036

12

= 0,059 MF

Wa =I/Ya = 0,057/0,478 = 0,123 M³

Wb = I/Yb = 0,059/0,622 = 0,095 M³

e = 0,622 – 0,12 = 0,502 M

1) hitung FoTB, syarat batas fei = 200 kg/cm² (tekan)

Fei = -25 kg/cm² (tarik)

g = 0,52x2,5 = 1,3 t/m

M = 1/8 x1,3 x24² = 93,6 TM

δa = Fo - Fox0,502 + 93,6 = -250 t/m²

0,52 0,123 0,123

= 1,92 Fo – 4,08 Fo + 761 +250 = 0 → Fo1 = 468 ton

δb = Fo + Fox0,502 - 93,6 = 2000 t/m²

0,52 0,095 0,095

= 1,92 Fo+5,284 Fo – 985,26 – 2000 = 0 → Fo2 = 414,4 ton

Jadi FoTB menentukan = Fo2 = 414,4 ton (terkecil)

2) Fe = 0,8 Fo = 0,8x414,4 = 331,52 ton

Syarat batas fc = 1800 t/m² (tekan)

Fct = -150 t/m² (tarik)

δa= 331,52 331,52 x0,502 +761+MP = 1800 t/m²

0,52 0,123 0,123

MP = 1754,5 Mp1 = 215,8 TM

0,1213

δb= 331,52 + 331,52c0,502 - 93,6 Mp = -150 t/m²

0,52 0,095 0,095 0,095

Mp2 = 1554,1 Mp2 = 147,6 tm

0,095

Jadi Mp = 147,6 tm (terkecil yang menentukan)

Mp = 1/8 PL² P = 811 = 8x147,6 = 2,05 t/m1

24²

= 2050 kg/m1

Catatan : - syarat transfer (jacking)

→ beban Fo dan berat sendiri balok

→ tegangan yang diharapkan δa ≡ tarik

δa ≡ tekan penuh

- syarat beban kerja

→ beban Fe ≡ 0,8 Fo dan berat sendiri + beban hidup ( beban rencana)

→ tegangan yang diharapkan δa ≡ tekan penuh

δb ≡ tarik

3) µL +KL = 0,2x( 8.f ) +0,0019x24 = 0,08

24

Aangker mati → FoA = FoTB xe – (0,08/2) = 414,4xe - 0,04 = 398,15 T

Bangker hidup → FoB = FoTBxe (0,08/2) = 414,4 x e 0,04 = 431,31T

Atau FoB = FoA x e µL+KL = 376,15x e 0,08 = 431,31 ton (OK)

4) Camber dan deflection

a) saat jacking (gaya yang bekerja Fo dan berat sendiri)

- bentuk cgs, tidak ada exentrisitas ujung

Φpratekan = 8Fo.f = 8x414,4 x 0,50² = 2,88 t/m (↑↑↑↑)

24²

Φbs balok = AxBU beton = 0,52x2,5 = 1,30 t/m (↓↓↓↓)

Resultan = 1,58 t/m (↑↑↑↑)

∆ = 5 x 1,58 x 244 = 0,042 m = 4,2 cm = 42 mm (↑)

384 2750.000 . 0,059

b) saat beban rencana bekerja (Fe, berat sendiri + beban hidup)

Φpratekan = 8Fe . f = 8x331,52 x 0,502 = 2311 t/m (↑↑↑)

24²

Φbs+P =1,3 +2,05 = 3,35 t/m1 (↓↓↓↓)

Resultan = 1,039 t/m1 (↓↓↓↓)

∆ = 5 x 1,039 x 244 = 0,028 m = 2,80 cm = 28 mm (↓)

384 2750.000x0,059

  • Ee = 275.000 kg/cm² = 2750.000 t/m²

II) Momen primer akibat pratekan

MA = MB = MC = Fo x exentrisitas = Fox0 = 0

M1/2 L = 250x0,35 = 87,5 TM

Φpratekan = 8.Fo.f = 8x250x0,35 = 1,215 t/m (↑↑↑↑↑)

Penyebaran momen cara cross modifield

MBA = MBC = 1/8 . qL² = 1/8 x1,215 x24² = 87,48 = 87,5 t/m

M1/2 L = 43,75 TM

Momen parasiter = Momen sekunder

= Momen akhir pratekan – Momen primer pratekan


RA = 87,5 + 1,215x24 RB = 2x (87,5 + (1,215x24))

24 2 24 2

= 3,65 +14,48 = 2x (3,65+14,58)

= 10,93 ton ↓ = 36,46 ton (↓)

Reaksi parasitor di A = C = 10,93 ton (↓)

B = 36,46 ton (↓)

2) Pusat tekanan akibat pratekan (CGNB)

Titi A = 0/Fo = 0

½ L = 43,75/250 = 0,175

B = 87,5/250 = 0,35


3) tegangan beton diatas perletakan B akibat semua pembebanan φgravitasi = 2,5 t/m (termasuk berat sendiri)

Penyebaran momen akibat beban gravitasi (cross)

MBA = MBC = 1/8x2,5x24² = 180 tm

M ½ L= 90 tm

* Letak pusat tekanan gravitasi → akan digunakan untuk soal 3.

Titik A = 0/F = 0

½ L = 90/250 = 0,36 m

B = 180/250 = 0,72 m

3) Tegangan dititik B

δa= Fo + Mpratekanmgravitasi

A Wa Wa

= 250 + 87,5 - 180 = - 762,5 t/m² = 76,25 kg/cm²

0,4 1/6.0,4x1² 1/6x0,4x1² (tarik)

δb= Fo + Mpratekanmgravitasi

A Wb Wb

= 250 + 87,5 - 180 = - 2012,5 t/m² = 201,25 kg/cm²

0,4 1/6.0,4x1² 1/6x0,4x1² (tekan)

Cara II, dengan memanfaatkan resultan exentrisitas CGNG

Titik B →

CGNG pratekan

CGNG gravitasi

Resultan

0,35 m

0,72 m

0,37 m

δa.b= Fo + Fo . e resultan => δ= 250/0,4 – 250 . 0,37/1/6 . 0,4 . 1² = 762,5

A W δ = 250/0,4 + 250 . 0,37/1/6 . 0,4 . 1² = 2012,5

Karena Wa = Wb = 1/6 bh². Kalau Wa ≠ Wb harus dihitung

KOPERTIS WILAYAH VII

PANITIA PENGUJI UJIAN NEGARA

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

PTS : UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

Jurusan/ Bidang studi : TEKNIK SIPIL

Mata Ujian : KONST. BETON IV

Hari/ tanggal : Rabu, 25 Juli 1990

Waktu : 120 menit

Sifat : Buka, Text Book

1. Sebuah balok beton pratekan Pasca-Tarik (Post-tension) seperti gambar


Diketahui : Gaya pratekan di tengah bentang: Fo = 289638 kg dan F = 0 8 Fo

Balok mempunyai c.g.s. berbentuk parabola, diangker mati di A dan di angker hidup di B

Ditanya:

1. Akibat adanya kehilangan gaya pratekan oleh gesekan, tentukanlah besar gaya pratekan tersebut diangker mati A dan diangker hidup B. Ambil sebagai koefisien gesekan µ = 0 2 dan koefisien woble effect K = 0.002

2. Hitunglah tegangan beton diserat atas dan di serat bawah (serat terjauh) ditengah bentang waktu balok dipratekan dengan menganggap berat sendiri balok langsung bekerja, (ambil berat volume beton 2,5 ton per kubik beton, dan pakailah gaya pratekan di tengah bentang).

3. Hitunghlah lendutan ke atas (camber) yang terjadi oleh gaya pratekan saja, dan kemudian sisa lendutan setelah berat sendiri bekerja. Ambillah harga Ec = 200000kg/cmxcm

4. Tentukanlah beban hidup terbagi rata p = …….. kg/m agar tegangan beton di tengah bentang tidak melampaui tegangan tekan sebesar 180 kg/cmxcm dan tidak boleh terjadi tegangan tarik.

Diketahui: sebuah balok beton pratekan terletak di atas empat tumpuan seperti gambar:

Gaya pratekan dianggap sama pada seluruh bentang sebesar 500 ton.

Ditanya :

1

. Tentukanlah letak pusat tekanan (CP atau cgNb) balok akibat gaya pratekan tersebut di atas.

2. Hitunglah reaksi hyperstatik (parasiter) yang terjadi di tumpuan A dan B.

=== Selamat Bekerja ===

Penampang

A = 0,16 x 1 +1,04x0,4 = 0,16+0,416 = 0,576 m²

Ya = 0,16 x0,08 +0,416x0,68 = 0,51 m

0,576

Yb = 0,16+u² +0,416x0,5² = 0,69 m

0,576 ∑ = 1,2 m (OK)

I = 1x0,16³ +0,16 . 0,43² = 0,03 m4

12

= 0,4x1,04 +0,416 . 0,17² = 0,05 m4

12 0,08 m4

Wa = I/Ya = 0,08/0,51 = 0,157 m³

Wb = I/Yb = I/Yb = 0,08/0,69 = 0,116 m³

e = 0,69 – 0,15 = 0,54

1) µL +KL = 0,2x(8x0,54) + 0,002x24 = 0,084

FoA = 289,638xe -0,042 = 277,725 ton = 277,725 kg

Fob = 289,638xe 0,042 = 302,061 ton = 302,061 kg

2) δa = 289,638 289,638x0,54 + (1/8 . 2,5 . 24²) = 653,13 t/m²

0,576 0,157 0,157 (tekan)

= 65,3 kg/cm²

δb = 289,638 + 289,638x0,54180 = 299,43 t/m²

0,576 0,116 0,116 (tekan)

= 29,9 kg/cm²


3) camber = 5. x (8x289,638x0,54) x 244

384 24 = 0,059 m (↑)

( 2000.000x0,08)

Detention = 5,0 x (0,576x2,5) x 244 = 0,038 m (↓)

384 2000.000 x 0,08

Jadi sisa canber (Reultan A) = 0,059 – 0,038 = 0,021 m = 2,1 cm (↑)

4) δa = 502,8 = 996,2 + 1146 + Mp. = 1800 t/m²

0,157

Mp1 = 180 tm

δb = 502,8+1348,31 – 1551,7 – Mp = 0

0,116

Mp² = 34,73 tm

Jadi Mp² = 34,73 tm yang menentukan

P = 8x34,73 = 0,34 t/m = 343,5 kg/m

24²

II. Momen prim er pratekan = Fo x e


Idealisasi pembebanan akibat kabel pratekan

f1 = 0,3+(0,3/2) = 0,45 m

δ1 = 8 . 500x0,45 = 4,5 t/m

20²

f2 = 0,3+0,3 = 0,6 m

g2 = 8x500x0,6 = 6 t/m

20²

Penyebaran beban (momen) metode cross

KBA = keD = 3. EI/L = 3/20 = 3/20

KBC = keD = 4 EI/ L = 4/20

MBA = MBC = KBA : KBC = 3/20 : 4/20

KBA/KBC . KBA+KBC 7/20 7/20

= 6/14 : 8/14 = 3/7 : 4/7 (OK)

=== 000 ===

No comments: